Monday, March 30, 2015
Hamparan `Surga` di Arab Saudi
Monday, March 30, 2015 by rdoank
Saat ini Arab Saudi adalah padang pasir luas dan tandus. Tapi dahulu kala, wilayah itu pernah dipenuhi tumbuhan dan bisa jadi merupakan rumah bagi manusia pertama yang meninggalkan Afrika.
Ketika sebagian besar dari kita berpikir tentang Arab Saudi, kita membayangkan tentang bukit-bukit pasir, terik matahari, dan air yang berharga.
Ketika sebagian besar dari kita berpikir tentang Arab Saudi, kita membayangkan tentang bukit-bukit pasir, terik matahari, dan air yang berharga.
Tapi menurut penemuan baru-baru ini, di masa lalu, wilayah ini adalah padang rumput dan hutan teduh dengan musim hujan yang panjang. Layaknya surga dunia.
Temuan ini akan menjawab pertanyaan bagaimana dan kapan manusia modern pertama meninggalkan Afrika, di mana spesies kita berevolusi. Jika Saudi pernah lebat dan subur, maka akan menjadi tempat yang ideal untuk bermigrasi.
"Ada lebih banyak jendela kesempatan bagi manusia untuk meninggalkan Afrika dari perkiraan sebelumnya," kata penulis Ash Parton dari University of Oxford di Inggris dikutip Dream.co.id dari laman BBC, Rabu 25 Februari 2015.
Nenek moyang kita yang pemburu-pengumpul makanan tidak mungkin bisa hidup di beberapa wilayah Saudi jika kondisinya seperti sekarang.
"Saat ini angin muson dari Samudera Hindia hanya berputar di tepi sangat selatan semenanjung Arab, sehingga sisa wilayah lainnya adalah padang pasir," kata Parton.
Menurut temuan tim Parton musim hujan mendorong masuk jauh ke dalam Jazirah Arab setiap 23.000 tahun sekali, sehingga tanaman dan hewan bisa berkembang. Temuan ini diterbitkan dalam jurnal Geology.
Parton dan rekan-rekannya menunjukkan bahwa Saudi melewati beberapa periode hujan lebat. Hal ini akan menciptakan savana dan hutan, sehingga jauh lebih layak huni. Bukti tersebut bisa untuk mendukung teori adanya migrasi nenek moyang dari Afrika ke Timur Tengah hingga ke Asia.
Parton mempelajari dasar sungai kering di tenggara Saudi yang masih mempertahankan lapisan lumpur dan sedimen dari dasar sungai berusia 160.000 tahun.
Mereka menemukan bukti lima fase basah, di mana sungai mengalir dan lumpur diendapkan. Selama masa kering, ada aliran air kecil dan sedikit lumpur yang diendapkan.
Tahap basah pertama yang terjadi antara 160.000 dan 150.000 tahun yang lalu, dan yang paling baru adalah sekitar 55.000 tahun yang lalu. Masing-masing tahap menunjukkan kapan manusia bergerak keluar dari Afrika menuju Asia.
Penelitian sebelumnya telah menyarankan bahwa curah hujan meningkat selama periode tersebut, tapi tidak jelas berapa banyak. Di padang pasir yang terik, curah hujan tambahan tidak membuat banyak perbedaan.
"Catatan lingkungan saya cocok dengan catatan arkeologi. Jadi ratusan ribu tahun yang lalu, ada serangkaian perpindahan manusia ke Saudi," kata Parton.
Temuan ini akan menjawab pertanyaan bagaimana dan kapan manusia modern pertama meninggalkan Afrika, di mana spesies kita berevolusi. Jika Saudi pernah lebat dan subur, maka akan menjadi tempat yang ideal untuk bermigrasi.
"Ada lebih banyak jendela kesempatan bagi manusia untuk meninggalkan Afrika dari perkiraan sebelumnya," kata penulis Ash Parton dari University of Oxford di Inggris dikutip Dream.co.id dari laman BBC, Rabu 25 Februari 2015.
Nenek moyang kita yang pemburu-pengumpul makanan tidak mungkin bisa hidup di beberapa wilayah Saudi jika kondisinya seperti sekarang.
"Saat ini angin muson dari Samudera Hindia hanya berputar di tepi sangat selatan semenanjung Arab, sehingga sisa wilayah lainnya adalah padang pasir," kata Parton.
Menurut temuan tim Parton musim hujan mendorong masuk jauh ke dalam Jazirah Arab setiap 23.000 tahun sekali, sehingga tanaman dan hewan bisa berkembang. Temuan ini diterbitkan dalam jurnal Geology.
Parton dan rekan-rekannya menunjukkan bahwa Saudi melewati beberapa periode hujan lebat. Hal ini akan menciptakan savana dan hutan, sehingga jauh lebih layak huni. Bukti tersebut bisa untuk mendukung teori adanya migrasi nenek moyang dari Afrika ke Timur Tengah hingga ke Asia.
Parton mempelajari dasar sungai kering di tenggara Saudi yang masih mempertahankan lapisan lumpur dan sedimen dari dasar sungai berusia 160.000 tahun.
Mereka menemukan bukti lima fase basah, di mana sungai mengalir dan lumpur diendapkan. Selama masa kering, ada aliran air kecil dan sedikit lumpur yang diendapkan.
Tahap basah pertama yang terjadi antara 160.000 dan 150.000 tahun yang lalu, dan yang paling baru adalah sekitar 55.000 tahun yang lalu. Masing-masing tahap menunjukkan kapan manusia bergerak keluar dari Afrika menuju Asia.
Penelitian sebelumnya telah menyarankan bahwa curah hujan meningkat selama periode tersebut, tapi tidak jelas berapa banyak. Di padang pasir yang terik, curah hujan tambahan tidak membuat banyak perbedaan.
"Catatan lingkungan saya cocok dengan catatan arkeologi. Jadi ratusan ribu tahun yang lalu, ada serangkaian perpindahan manusia ke Saudi," kata Parton.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Responses to “Hamparan `Surga` di Arab Saudi”
Post a Comment